Rabu, 29 Januari 2020

Budaya dan Tradisi di Negara Afrika.

Bukan hanya Indonesia saja, bahkan di negara lain juga memiliki budaya atau tradisi,sebut saja negara dengan orang berkulit hitam ini memiliki beberapa budaya dan bahkan memiliki tradisi yang sedikit tidak masuk dalam akal.
Pada umumnya pada masyarakat kulit hitam, kepercayaan mereka masih berlandaskan kepada dewa-dewa,semangat nenek moyang, dan kuasa-kuasa gaib. Mereka juga membenarkan poligami bagi yang sudah menikah.
Bagi masyarakat Afrika, kerbau memiliki peran lebih. Kerbau di identikkan sebagai simbol kekayaan dan hewan korban.
Untuk kesenian, Afrika Selatan menyimpan beberapa lukisan gua dan batu oleh Suku San. Ada diantara lukisan tersebut berusia 26.000 tahun. Di Afrika Selatan terdapat sebuah tarian yang dilakukan dengan mengenakan sepatu bot Wellington. Bahkan terdapat Tarian yang disebut sebagai Tarian Gumboot. Selain itu ada juga tarian tradisional yang disebut dengan Tarian Vokspele. Dan berikut ini beberapa budaya yang terdapat di Afrika Selatan.
1. Festival
Ada berbagai macam festival yang ada di Afrika Selatan yakni : Prickly Pear Festival, Uitenhage Eastern Cape. Hal ini diadakan pada akhir Februari atau awal Maret di Cuyler Hofstede pertanian museum dekat Uitenhage. Ini adalah hari makanan tradisional seperti bir jahe, pancake, potjiekos, buatan selai, panggangan braai dan ikan braai, kelinci-chow dan rumah-dibuat puding. Selain itu banyak festival yang diadakan di Negara ini yaitu Keju Festival, Cape Town Jazz Festival Klein Karoo Festival, Philippolis Witblits Festival dan masih banyak yang lainnya.
2. Tari-tarian
Tarian Gumboot (atau isicathulo) adalah Afrika tarian yang dilakukan oleh penari mengenakan sepatu bot Wellington Di Afrika Selatan ini lebih umum disebut bersepatu. Sepatu mungkin dihiasi dengan lonceng. Suara ini akan menjadi kode atau panggilan yang berbeda untuk mengatakan sesuatu kepada orang lain jarak yang cukup dekat. Ini pada dasarnya digunakan sebagai bahasa di lapangan pertambangan. Selain itu terdapat tarian Vokspele yang merupakan tari tradisional Afrika Selatan juga.
3. Pakaian Adat
Pakaian adat Afrika Selatan yang dikenakan, seperti gaun panjanag misalnya wear.For, Di Afrika Selatan dikenal dengan kemeja Madiba. Kain ini kemudian dipotong menjadi bentuk garmen. Di Eastern Cape, Afrika Selatan kita menemukan orang-orang Xhosa, pakaian dangaya populer seorang wanita di wilayah ini termasuk sudah modern.
“Mbaco Pakaian” Mbaco seratus persen terbuat dari katun yang ada dalam tiga warna primer dan tradisional untuk daerah: krim, merah dan orange.
Budaya yang terdapat disana tak jauh beda bukan dengan Indonesia? Mereka memiliki festival, pakaian adat bahkan ada tarian khas dari negara tersebut. Ada satu tradi sini di negara ini yang begitu terkenal yaitu, seperti yang saya jelaskan di bawah ini.
4.Tradisi Lepas Perawan
Tradisi melepas perawan ini banyak dilakukan remaja Afrika Selatan sesudah mereka lulus sekolah. Cukup mengejutkan untuk kita mendengarnya. Karena, pada umumnya keperawanan biasanya diberikan kepada pasangan yang masing-masing dalam ikatan yang “SAH“. Namun, hal ini tidak berlaku lho pada remaja yang berada di Afrika Selatan. Entah hal ini karena kemajuan negara atau memang kebablasan, pastinya kita semua tidak dapat mengetahuinya. Afrika, benua dengan wilayah daratan yang cukup luas. Ditempati begitu banyak penduduk dengan berbagai suku dan tradisi yang sebagain besar merupakan suku asli. Sebagian masyarakat suku di sana, masih belum begitu terpengaruh perkembangan zaman.
Mereka masih memegang teguh tradisi yang telah diwarisi secara turun-temurun. Imbasnya masih banyak berbagai ritual yang masih dilaksanakan masyarakat suku hingga sekarang. Ritual ini dinamakan sebagai pembersihan para gadis. Nah, pertanyaannya bagaimanakah penduduk desa melakukan hal tersebut? Ritual ini dilakukan dengan membiarkan para gadis ditiduri oleh seorang pria. Pria ini juga bukan pria sembarangan, dia adalah orang yang terpilih secara adat dengan gelar Hyena. Pria Hyena inilah yang dibayar untuk melakukan “pembersihan” dengan cara berhubungan badan tentunya. Para orang tua di Malawi ini sangat percaya jika ritual tersebut tidak dilakukan maka malapetaka besar akan menimpa si gadis. Ritual ini juga berlaku bagi para janda dan wanita yang keguguran untuk melakukan pembersihan juga.
Sebuah tradisi memang sulit untuk dilepaskan dari beberapa negara, bahkan suku yang sangat mempercayai akan sebuah ritual semacam ini. Sayangnya, para orang tua di sana tidak menyadari bahaya yang mengintai putri mereka. Perilaku seks semacam ini berpotensi besar menularkan virus HIV kepada para gadis. Praktik pembersihan ini dituding sebagai salah satu penyebab meningkatnya penderita HIV di Malawi. Pemerintah Malawi telah berupaya menghalau praktik ritual pembersihan tersebut. Salah satunya dengan melakukan pelarangan pernikahan anak dan meningkatkan usia pernikahan dari 15 tahun menjadi 18 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar